Kamis, 17 Mei 2012

saranghaeyo

oleh : putri handayani

  
Taukah kalian bagaimana rasanya kehilangan seseorang yang kita cintai??seperti itulah kisahku. Cerita berawal saat aku duduk di semester akhir studiku, saat itu aku bersama kedua adikku eun hye dan sin hye pergi ke sebuah pantai, untuk melihat sunset bersama. aku berkeliling dengan eun hye dan sin hye menyusuri pantai senja itu, dan tak sengaja bertemu namja misterius yang sepertinya sedang meratapi nasibnya yang kelam, entah keberanian apa yang hinggap di hatiku, aku menghampiri namja itu, sementara eun hye dan sin hye melanjutkan perjalanannya.
“boleh duduk disini??” ujarku hati-hati
“silahkan” jawabnya dingin
“suasananya indah bukan??dengan angin yang bertiup sepoi-sepoi, ombak yang berkejar-kejaran, langit yang indah, sungguh kebesaran tuhan yang telah menciptakan semua ini”
“hha :D benar, semuanya sangat indah dan sangat disayangkan bila kita tidak dapat melihat semua ini lagi”
“gyu won, han gyu won imnida J” kataku memperkenalkan diri
“kim minho imnida J” ujarnya dan tersenyum padaku, sungguh namja ini sangat tampan,di balik kacamata minusnya aku dapat melihat keramahan dari matanya.
“gyu won-ssi apa yang membuatmu menghampiriku?” tanyanya heran
“hhaa :D percaya diri sekali kau minho-ssi… aku duduk disini karna menurutku posisi disini yang paling pas untuk melihat keindahan pantai ini” tukasku ngeles
“yaaa…. Gyu won-ssi, hebat sekali alibimu itu. Kalau kau memang tertarik karna ketampananku mengapa tidak kau katakan saja sejujurnya?” ujar minho yang mulai narsis
“mwooo??yaaaa… minho-ssi, jangan berbicara seakan-akan kau telah mengenalku bertahun-tahun, percaya diri sekali kau, aku rasa kau adalah namja terjelek yang pernah aku temui” ujarku tak mau kalah, dalam hati sih bilang kalo dia emang ganteng bangeett..
“mwoo??aku namja terjelek??kalau begitu apa dirimu??yeoja teraneh dan paling jelek se-korea” ucapnya meledekku, tatapannya membuat jantung ini berdebar. Dan minho kembali tersenyum kepadaku, senyumannya adalah senyuman terindah yang pernah aku lihat.
“eonni… ayo kesini…lautnya sudah mulai pasang J” teriak eun hye memecahkan keheningan ini
“sepertinya aku sudah harus pergi dari tempat ini, dan kau juga minho-ssi” ujarku kepada minho-ssi
“ya..kau benar gyu won-ssi, aku harap kita dapat berjumpa lagi lain waktu J
“I hope so J kalau jodoh mah ga kemana kok J, hati-hati nanti tenggelam kena air pasang.hhe :D” kataku meledeknya dan langsung menghampiri kedua adikku. Sementara itu, minho menatapku hingga aku masuk ke café, “han gyu won, aku rasa aku mulai menyukaimu J” ujar minho dalam hati J
***
ketika aku sedang berjaga di coffee house ada 3 orang namja yang mampir dan mereka memesan cappuccino, namja-namja ini, bisa dibilang tampan-tampan, dari ketiga namja itu sepertinya salah satu dari mereka tidak asing bagiku, sepertinya aku mengenal namja ini, dan benar saja namja yang terlihat misterius dan memakai kacamata itu adalah kim minho yang beberapa hari lalu ku temui di pantai. Sepertinya ia sedang bersama hyung-hyungnya.
“minho, sepertinya kau harus pergi ke suatu tempat demi kesehatanmu” tukas namja dengan sikap yang cool yang bernama kim ye jeong kepada minho-ssi.
“aku setuju dengan usul hyung, mungkin cejju cocok untukmu” tambah namja dengan lesung pipit di kedua pipinya yang bernama kim minwo.
“terima kasih hyung tapi aku rasa, aku tidak memerlukan semua itu, aku hanya butuh untuk sedikit istirahat” jawab minho-ssi.
“apa kau yakin tidak memerlukannya?? Kalau perlu aku akan meminta izin kepada yeorim-sunbae untuk memberikanmu izin” tambah ye jeong.
“tidak.tidak, tidak perlu seperti itu hyung” jawab minho-ssi dan tersenyum, senyumannya manis sekali.
Aku mengantarkan pesanan mereka, dan tak sengaja mengganggu pembicaraan mereka, minho-ssi melihatku dan ia lagi-lagi tersenyum padaku “ya Tuhan, apa yang aku rasakan??”kataku dalam hati dan ia pun berkata “gomawo gyu won-ssi J”, “cheonmanhaeyo” jawabku pelan dan pergi meninggalkan mereka, lagi-lagi minho-ssi menatapku dan memperhatikanku. Sungguh semua itu membuatku canggung. Untungnya tidak lama kemudian mereka segera mengakhiri pembicaraannya, dan langsung meninggalkan coffee house. Sebelum pergi minho-ssi sempat mengedipkan mataku, untungnya aku tak menghiraukannya jadi ga ge-er deh.
***
            Hari ini, saat aku ingin pergi ke kampus entah siapa yang melakukannya, ada seikat bunga dan sebuah puisi di depan rumah kami, eun hye langsung mengambilnya
“eonni, milik siapa ini??” tanyanya penasaran
“entahlah, aku juga baru melihatnya” jawabku singkat
“ayoo tebak untuk siapa??sepertinya ini semua untukku” katanya percaya diri
“yaaaaa… eun hye-eonni pede sekali kau” ledek sin hye
“huuuuu… bodo..weee” jawab eun hye yang suka sekali ngeledekin sin hye, saat ia membuka kartunya, wajahnya terlihat lesu dan berkata “eonni, sepertinya semua ini untukmu”
“mwooo??untukku?hhaa :D jangan bercanda eun hye, mana ada orang waras yang mengirimi aku seperti ini”
“eonni, kau kan cantik, baik, ramah, banyak namja-namja yang mengantri untukmu, tapi kenapa tak satupun kau hiraukan” tukas eun hye
J” jawabku singkat dan langsung mengambil hadiah itu. Dalam hati penasaran bukan main, namja mana yang melakukan hal konyol seperti ini. Esok harinya hal ini terulang lagi kadang ia memberiku seikat bunga, boneka teddy bear, coklat dan tentu saja puisi, sempat merasa risih dengan semua pemberian ini, tapi eun hye dan sin hye sepertinya menikmati semua ini J.
***
Malam ini, saat aku berjaga di coffee house seperti biasanya, kim minho seorang diri tanpa ditemani sunbae-sunbae nya, wajahnya semakin pucat dan badannya terlihat semakin lesu dari hari ke hari. Saat aku sedang mengantarkan pesanannya tiba-tiba ia berbicara kepadaku, pembicaraan ini sangat aneh seakan ia akan meninggal besok.
“gyu won-ssi, apa yang akan kau lakukan jika waktumu hanya sampai matahari memunculkan sinarnya esok?”
“mungkin aku akan menghabiskan sisa waktuku sebaik-baiknya, melakukan semua kebaikan dan membuat semua orang bahagia”
“flat….semuanya sama saja”
“mwooo?? Flat???” tukasku seakan tidak menerima kata-katanya dan ia hanya menatapku tajam dan tersenyum kecil padaku. Aku merasa minho-ssi adalah namja yang paling aneh yang pernah aku temui. Baru saja aku ingin pergi meninggalkan mejanya namun ia melakukan hal yang tidak disangka-sangka, ia menarikku keluar coffee house dan memaksaku masuk kedalam mobilnya. Spontan aku berteriak meminta tolong, meronta-ronta namun karna malam sudah larut dan sepertinya tidak ada seorangpun yang mendengar teriakkanku. Alhasil aku terjebak bersamanya di dalam mobilnya sekarang
“yaaaaa…. Sebenarnya apa maumu?” protesku kepada minho-ssi
“mauku apa??entahlah, yang jelas saat ini aku hanya ingin bersamamu” katanya datar
“yaaaa… cepat turunkan aku dari sini sekarang”
“sepertinya aku tidak bisa menurunkanmu sekarang”
“yaaa…minho-ssi turunkan aku cepat !!! aku masih harus menjaga coffee house”
“tak bisakah kau menemaniku sebentar dipenghujung umurku yang singkat ini???masalah coffee house mu, kedua hyungku akan segera membereskannya, sebagai pelayan yang baik seharusnya kau dapat melayani costumer dengan baik”
“yaaaa…. Minho-ssi, aku bukan pelayanmu, sebenarnya apa yang ingin kau lakukan padaku??”
“gyu won-ssi jadilah pacarku, bahagiakanlah orang yang sebentar lagi akan menutup hidupnya ini”
“minho-ssi apa yang sedang kau bicarakan? Siapa yang akan meninggal besok?? kamu?? Hha :D Ajal setiap orang itu tidak ada yang tau, semuanya rahasia dan kehendak Tuhan”
“ya aku yang akan meninggal besok. Tidak cukupkah penjelasanku dari tadi?? Ya kau benar semuanya kehendak Tuhan”
“lalu??untuk apa kau dari tadi bilang kalau besok kamu akan meninggal?”
“untuk mengingatkanku, agar menjalani kehidupanku dengan indah. Aku mohon gyu won-ssi jadilah pacarku, temani aku di sisa umurku”
“kau benar-benar sudah gila minho-ssi, bagaimana kau akan berpacaran dengan seorang yeoja yang sama sekali kau tidak mengenalnya”
“tidak gyu won-ssi, aku rasa aku sudah mengenalmu”
“dasar namja yang aneh, dan sekarang kau sudah berhasil dan benar-benar membuatku takut”
“semakin kau menghindariku, akan semakin aku kejar dirimu gyu won-ssi, oh iya… mulai sekarang kau adalah pacarku, itu mutlak”
“yaaa…. Minho-ssi lagi-lagi apa yang kau bicarakan. Cukup untuk semuanya, pertama aku tidak mengenalmu, kedua aku bukan pacarmu, dan sekarang aku mohon sekali lagi dengan hormat untuk mengantarku kembali ke coffee house”
Tiba-tiba minho menghentikan mobilnya, napasnya tersengal-sengal seakan habis lari berkilo-kilo meter, dengan penuh penasaran dan kekhawatiran aku memberanikan diri untuk bertanya
“minho-ssi??apakah kau tidak apa-apa?” tanyaku pelan, tak ada jawaban, sungguh keadaan ini membuatku takut “yaaaa… minho-ssi sebenarnya apa yang terjadi padamu??” tanyaku lagi dan kali ini membuat ia berbicara.
“sudahlah, aku rasa aku hanya sedikit pusing, ayo aku antar kau ke coffee house” jawabnya singkat, namun perlahan-halan ada darah yang menetes dari hidungnya.
“minho-ssi, darah…. Kau mimisan” tukasku terkejut bercampur khawatir.
“mungkin ini hanya efek kecapean saja”
“apa kau yakin minho-ssi, kau baik-baik saja?” tanyaku lagi untuk meyakinkannya, dia hanya tersenyum padaku dan mengendarai mobilnya hingga tepat di depan coffee house tempat ke bekerja sambilan. Saat minho turun dari mobilnya tiba-tiba saja ia jatuh pingsan. Sungguh aku sangat terkejut, kedua hyungnya yang berada di dalam langsung berteriak dan berlari
“minho…minho…sadarlah… sadarlah minho”
“hyung, kita harus secepatnya membawa minho kerumah sakit, spertinya penyakitnya mulai kambuh” ucap minwo kepada oppanya ye jeong.
Aku memberanikan diri bertanya tentang minho kepada hyungnya winwo.
“ sebenarnya minho-ssi kenapa??”
“mianhaeyo gyu won-ssi, kami buru-buru saat ini, nanti aku akan menghubungimu untuk menceritakan semuanya.
“ok, gomawo minwo-ssi, hati-hati J
 cheonmanhaeyo”
***
Beberapa hari berlalu, dan tak ada seikat bunga, bahkan sepucuk puisi pun yang biasanya ada di pintu rumahku, aku mungkin merasa sedikit kehilangan dengan sosok pemuja rahasiaku itu, ada kegelisahan yang mendalam yang sekarang hinggap di benakku, semua itu bukan masalah pemuja rahasia ini, tapi masalah mengenai minho-ssi yang tiba-tiba jatuh pingsan beberapa hari yang lalu, rasa khawatir ini menyelimuti hati dan pikiranku.
“eonni.. mengapa secret admirermu tidak mengirimi kau hadiah dan puisi lagi, aku mulai merindukan untuk meledekmu setiap hari” ujar eun hye jahil
“yaaaa eun hye mangapa hanya itu yang ada dipikiranmu??”
“eonni, mian kalau aku bertanya hal yang tak pantas ku tanyakan. Sebenarnya kau sedang memikirkan apa?apa kau sedang jatuh cinta?”
“entahlah eun hye, aku sendiri juga bingung, tapi yang jelas aku sedang memikirkan seorang namja yang kemarin menolongku”
“yaaaa… eonni… akhirnya kau menemukan namja pujaanmu juga..hhaa :D” ledek eun hye seperti  biasanya, aku hanya bisa tertawa bersamanya.
“eonni sepertinya ada seseorang di depan rumah kita, ayo kita lihat”
“Catcha”
Saat aku dan eun hye ke depan rumah kami, ternyata memang ada seorang namja dan saat kami ingin menghampirinya, namja itu langsung cepat-cepat pergi dengan keadaan terhuyung, huyung dan sedikit agak pincang, aku berusaha mengejarnya, namun tak dapat kutemukan ia, akhirnya secret admirer ku muncul lagi, kali ini tidak ada coklat, bunga, maupun teddy bear, hanya ada sepucuk surat yang ditulis dengan tangan, tulisannya sangat sulit terbaca namun isi surat itu sangat menyentuh hatiku, dan sejak munculnya surat itu pula, tak ada lagi kiriman-kiriman dari secret admirer ku, aku rasa aku mulai merindukannya, merindukan secret admirer itu dan merindukan minho-ssi yang setiap hari minum segelas kopi di coffee house ku.
***
 Setelah menunggu waktu yang lama. Minwo-ssi menelfonku dan memintaku untuk segera menuju rumah sakit yang letaknya disebelah kampusku. Aku segera menuju kesana dan minwo-ssi sepertinya sudah menungguku dari tadi 
“anyeong gyu won-ah”
“anyeong minwo-ssi, mianhae untuk keterlambatanku”
“its ok.apa kamu benar-benar ingin mengetahui semuanya tentang minho??”
“ne, minwo-ssi… aku berharap kau akan menceritakan semuanya”
“minwo-ssi sebenarnya apa yang terjadi??” tukasku lagi, keadaan sempat hening sabelum minwo-ssi menjelaskan semuanya, ia menghela nafas yang panjang lalu bercerita,
“minho, ia adikku satu-satunya, ia anak yang baik, kurang lebih sudah 3 tahun di setiap harinya, ia hanya menghabiskan waktunya di rumah sakit ini, tak pernah ada satu pun yeoja yang mau berbicara padanya kecuali kamu gyu won-ssi, sungguh ia sangat menyukaimu mungkin rasa sukanya sekarang sudah menjadi cinta, setiap hari ia selalu memperhatikanmu berjalan melewati lorong menuju kelasmu, setiap malam aku hampir gila harus menurutinya hanya untuk sekedar minum kopi di tempatmu bekerja, menemaninya saat membuntutimu pulang, mengantarkan puisi setiap paginya di depan rumahmu, dan terakhir beberapa hari yang lalu ia ingin mengantarkannya sendiri walaupun keadaannya sekarang sangat tidak memungkinkan, mungkin masih banyak lagi hal yang tidak kau ketahui, tapi yang harus kau ketahui, minho sangat mencintaimu, dan ia tulus melakukan itu” jelas minwo-ssi, speechless ga tau mau ngomong apa, namun semua penasaranku terjawab sudah ternyata secret admirer ku adalah minho-ssi, ternyata namja yang tempo hari itu minho-ssi, semua puisi-puisi indah itu ternyata darinya, orang yang kurindukan ternyata adalah orang yang sama, minho-ssi namja yang beberapa hari lalu memintaku untuk menjadi pacarnya. Aku memberanikan diri untuk bertanya “lalu, kalau aku boleh tau, minho-ssi sakit apa, apa ini juga ada hubungannya dengan kejadian malam itu??”
Kembali minwo-ssi menghela nafas yang sebelumnya hening dan menjawab “tidak, itu tidak ada hubungannya… sebenarnya mengidap kanker darah stadium akhir, dokter bilang mungkin umurnya hanya tinggal beberapa hari saja” aku tersentak dan tanpa disadari air mata ini menetes dan semakin deras, ada perasaan iba, dan perasaan takut kehilangan.
“mian, mianhaeyo minwo-ssi” jawabku sekenanya.
“sudahlah, gyu won-ssi sebenarnya aku ingin meminta tolong padamu membahagiakan minho ku untuk terakhir  kalinya, kau mau kan jadi pacarnya?setidaknya sampai ia menutup matanya nanti”
“maksudmu sampai ia menutup matanya?” tanyaku kaget mendeskripsikan kata-kata minwo-ssi tentang “sampai ia menutup mata”
“waktunya hanya untuk beberapa hari saja gyu won-ah, para medis, aku, dan hyung sudah pasrah dengan semuanya, kita tidak tau pastinya kapan bisa hari ini, esok, atau lusa” mendengar kata-kata itu, lidahku kelu, kakiku tak mampu menopang tubuhku yang beratnya tak seberapa ini, aku terjatuh, air mataku meraung-raung keluar, sungguh aku tak tau apa yang harus aku lakukan saat ini, membahagiakan seseorang seperti minho yang tulus mencintaiku memang sesuatu kebaikan, namun... aku tak kuasa harus berpisah dengannya dengan cara seperti ini.
***
Aku memasuki ruangan tempat dimana minho dirawat, ia menoleh ke arahku, tersenyum, dan berbicara dengan pelan sekali seakan berbisik saking tak ada kekuatan untuk berbicara “gyu won-ah” aku hanya tersenyum dan mencoba untuk menahan air mataku agar tidak jatuh di depan minho, mencoba tegar seperti minho yang mencoba tetap semangat walaupun ia tahu bahwa waktunya sudah tak banyak.
“gyu won-ah, untuk apa kau kesini?? Aku sedang tak ingin menemuimu gyu won.pergi !!! tolong pergi dari hadapanku!!…” ujar minho menyuruhku pergi, seketika aku pergi keluar untuk mengeluarkan semua air mata yang dari tadi ku tahan, entah mengapa air mata ini meraung-raung keluar dan sulit untuk dikendalikan. Sedih mendengar minho menyuruhku pergi, padahal aku sangat ingin untuk menemaninya, ingin menjadi tumpuannya, bukan karna penyakitnya, tapi karna aku benar-benar mulai menyukainya.
Hari demi hari aku terus mengunjunginya ke rumah sakit, dan aku selalu di tolaknya, berbagai cara telah ku lakukan agar aku bisa membuat senyum di wajahnya, namun semuanya gagal, keputus asaannya dan kepasrahan terhadap penyakitnya mengalahkan semuanya, hingga tiba suatu hari, saat aku sedang mangantarkan makanan kesukaannya.
“han gyu won, tak lelahkah setiap hari kau habiskan waktumu hanya untuk orang sepertiku?”
“mengapa aku harus lelah, saat dirimu sendiri tidak lelah dan masih bertahan”
“han gyu won…. Maukah kau membawaku ke pantai tempat pertama kali kita bertemu??”
“minho-ssi apa yang kau bicarakan? Berjalan saja kau sudah tidah mampu, bahkan berbicarapun rasanya sulit, bagaimana mungkin aku tega membawamu kesana. Tidak minho-ssi, mianhae aku rasa aku tidak bisa”
“walaupun ini permintaan terakhirku?” pintanya, kembali air mata ini menetes dan tak kuasa untuk menolak permintaannya, akhirnya kami ke pantai yang menyimpan banyak cerita, cerita awal mulaku bertemu dengan minho-ssi sekaligus berpisah dengannya.
“gyu won-ah, gomawo, atas waktu yang telah kau korbankan hanya untukku”
“jangan berbicara seperti itu minho-ssi, aku melakukannya karna aku benar-benar tulus”
“gomawo J, apa yang akan kau lakukan saat aku sudah tidak ada lagi?”
“mwoo?? Apa yang kau bicarakan minho-ssi?? Kau akan selalu ada disampingku, itu kenyataannya” tukasku jengkel kepadanya
“tidak.. bukan itu kenyataannya… kenyataannya aku mungkin tidak dapat melihat wajah manismu lagi, senyum ramahmu, keceriaan dan kehangatanmu, jawab pertanyaanku dengan jujur gyu won-ah, katakan dengan jujur kau mau menemaniku saat ini karna iba?atau karna peduli?” tanyanya pelan, menatapku dengan tatapan lembut nan tajam.
Aku tertunduk, tak mampu menjawab semua pertanyaannya, air mataku tak kuasa untuk dibendung dan akhirnya meraung-raung keluar. Jujur hati ini tidak dapat membohongi semuanya, awalnya aku memang iba kepadanya, namun sekarang aku benar-benar mencintainya.
“sudahlah, aku tau, kau lakukan ini, hanya untuk membahagiakan aku disisa umurku ini, kau melakukan ini hanya kasian melihatku, sudah… jangan kau teteskan lagi air mata itu, aku tidak mau ada satu orang pun yang menangis di saat kepergianku” tambahnya
“tidak seperti itu minho-ssi….”
“gyu won-ah, berjanji padaku untuk selalu ceria, selalu jaga adik-adikmu, selalu menjadi gyu won yang aku kenal, penuh keceriaan dan kehangatan. Aku tidak pernah memaksamu untuk mencintaiku gyu won-ah, biarkan semua rasa ini hanya aku yang merasakan, dan sebentar lagi akan terkubur dalam-dalam bersama diriku” ujar minho-ssi lemah seakan tak mampu lagi berbicara
Gyu won….” Tukas minho yang keadaannya makin parah, kini rasanya ia ingin menutup kedua matanya, namun sekuat tenaga ia mencoba untuk melawan, aku sudah tak mampu lagi mengendalikan air mata yang menetes ini, dengan terbata-bata ia berbicara “gyu-won-. han-gyu-won an-dai aku pu-nya pi-li-han ke-dua, a-ku i-ngin se-la-lu a-da di-sam-ping-mu, han-gyu-won sa…rang…hae….yo…. dan seketika minho menutup kedua matanya, sungguh hati ini tak kuasa menahan tangis, dan rasa kehilangan
“minho…minho-ssi??bangun minho…bangun…kau harus mendengar kalau aku juga mencintaimu minho-ssi..minhooooooo……” teriakku seakan tak mau menerima kenyataan pahit ini.
Kata-kata terakhir minho yang keluar dari mulutnya..kata-kata itu yang sampai saat ini membuat diriku hanyut kepadanya, kepada kenangannya, kepada ketulusannya. Minho.. namja misterius yang tulus mencintaiku, namja yang mampu menyihirku untuk mencintainya dalam waktu beberapa menit saja, kini semua itu hanya tinggal kenangan, semuanya hanya tinggal cerita. “kim minho saranghaeyo

n/b : ini cerita di ikutin lomba, tapi kayanya ga layak... jadi udah optimis ga bakal menang ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar