oleh : putri handayani
Taukah kalian bagaimana rasanya kehilangan seseorang
yang kita cintai??seperti itulah kisahku. Cerita berawal saat aku duduk di
semester akhir studiku, saat itu aku bersama kedua adikku eun hye dan sin hye
pergi ke sebuah pantai, untuk melihat sunset bersama. aku berkeliling dengan
eun hye dan sin hye menyusuri pantai senja itu, dan tak sengaja bertemu namja
misterius yang sepertinya sedang meratapi nasibnya yang kelam, entah keberanian
apa yang hinggap di hatiku, aku menghampiri namja itu, sementara eun hye dan
sin hye melanjutkan perjalanannya.
“boleh
duduk disini??” ujarku hati-hati
“silahkan”
jawabnya dingin
“suasananya
indah bukan??dengan angin yang bertiup sepoi-sepoi, ombak yang berkejar-kejaran,
langit yang indah, sungguh kebesaran tuhan yang telah menciptakan semua ini”
“hha
:D benar, semuanya sangat indah dan sangat disayangkan bila kita tidak dapat
melihat semua ini lagi”
“gyu
won, han gyu won imnida J”
kataku memperkenalkan diri
“kim
minho imnida J”
ujarnya dan tersenyum padaku, sungguh namja ini sangat tampan,di balik kacamata
minusnya aku dapat melihat keramahan dari matanya.
“gyu
won-ssi apa yang membuatmu menghampiriku?” tanyanya heran
“hhaa
:D percaya diri sekali kau minho-ssi… aku duduk disini karna menurutku posisi
disini yang paling pas untuk melihat keindahan pantai ini” tukasku ngeles
“yaaa….
Gyu won-ssi, hebat sekali alibimu itu. Kalau kau memang tertarik karna
ketampananku mengapa tidak kau katakan saja sejujurnya?” ujar minho yang mulai
narsis
“mwooo??yaaaa…
minho-ssi, jangan berbicara seakan-akan kau telah mengenalku bertahun-tahun,
percaya diri sekali kau, aku rasa kau adalah namja terjelek yang pernah aku
temui” ujarku tak mau kalah, dalam hati sih bilang kalo dia emang ganteng
bangeett..
“mwoo??aku
namja terjelek??kalau begitu apa dirimu??yeoja teraneh dan paling jelek
se-korea” ucapnya meledekku, tatapannya membuat jantung ini berdebar. Dan minho
kembali tersenyum kepadaku, senyumannya adalah senyuman terindah yang pernah
aku lihat.
“eonni…
ayo kesini…lautnya sudah mulai pasang J”
teriak eun hye memecahkan keheningan ini
“sepertinya
aku sudah harus pergi dari tempat ini, dan kau juga minho-ssi” ujarku kepada
minho-ssi
“ya..kau
benar gyu won-ssi, aku harap kita dapat berjumpa lagi lain waktu J”
“I
hope so J
kalau jodoh mah ga kemana kok J,
hati-hati nanti tenggelam kena air pasang.hhe :D” kataku meledeknya dan
langsung menghampiri kedua adikku. Sementara itu, minho menatapku hingga aku
masuk ke café, “han gyu won, aku rasa aku mulai menyukaimu J”
ujar minho dalam hati J
***
ketika
aku sedang berjaga di coffee house ada 3 orang namja yang mampir dan mereka
memesan cappuccino, namja-namja ini, bisa dibilang tampan-tampan, dari ketiga
namja itu sepertinya salah satu dari mereka tidak asing bagiku, sepertinya aku
mengenal namja ini, dan benar saja namja yang terlihat misterius dan memakai
kacamata itu adalah kim minho yang beberapa hari lalu ku temui di pantai.
Sepertinya ia sedang bersama hyung-hyungnya.
“minho,
sepertinya kau harus pergi ke suatu tempat demi kesehatanmu” tukas namja dengan
sikap yang cool yang bernama kim ye jeong kepada minho-ssi.
“aku
setuju dengan usul hyung, mungkin cejju cocok untukmu” tambah namja dengan
lesung pipit di kedua pipinya yang bernama kim minwo.
“terima
kasih hyung tapi aku rasa, aku tidak memerlukan semua itu, aku hanya butuh
untuk sedikit istirahat” jawab minho-ssi.
“apa
kau yakin tidak memerlukannya?? Kalau perlu aku akan meminta izin kepada
yeorim-sunbae untuk memberikanmu izin” tambah ye jeong.
“tidak.tidak,
tidak perlu seperti itu hyung” jawab minho-ssi dan tersenyum, senyumannya manis
sekali.
Aku
mengantarkan pesanan mereka, dan tak sengaja mengganggu pembicaraan mereka,
minho-ssi melihatku dan ia lagi-lagi tersenyum padaku “ya Tuhan, apa yang aku
rasakan??”kataku dalam hati dan ia pun berkata “gomawo gyu won-ssi J”,
“cheonmanhaeyo” jawabku pelan dan
pergi meninggalkan mereka, lagi-lagi minho-ssi menatapku dan memperhatikanku.
Sungguh semua itu membuatku canggung. Untungnya tidak lama kemudian mereka
segera mengakhiri pembicaraannya, dan langsung meninggalkan coffee house. Sebelum
pergi minho-ssi sempat mengedipkan mataku, untungnya aku tak menghiraukannya
jadi ga ge-er deh.
***
Hari ini, saat aku ingin pergi ke
kampus entah siapa yang melakukannya, ada seikat bunga dan sebuah puisi di depan
rumah kami, eun hye langsung mengambilnya
“eonni,
milik siapa ini??” tanyanya penasaran
“entahlah,
aku juga baru melihatnya” jawabku singkat
“ayoo
tebak untuk siapa??sepertinya ini semua untukku” katanya percaya diri
“yaaaaa…
eun hye-eonni pede sekali kau” ledek sin hye
“huuuuu…
bodo..weee” jawab eun hye yang suka sekali ngeledekin sin hye, saat ia membuka
kartunya, wajahnya terlihat lesu dan berkata “eonni, sepertinya semua ini
untukmu”
“mwooo??untukku?hhaa
:D jangan bercanda eun hye, mana ada orang waras yang mengirimi aku seperti
ini”
“eonni,
kau kan cantik, baik, ramah, banyak namja-namja yang mengantri untukmu, tapi
kenapa tak satupun kau hiraukan” tukas eun hye
“J”
jawabku singkat dan langsung mengambil hadiah itu. Dalam hati penasaran bukan
main, namja mana yang melakukan hal konyol seperti ini. Esok harinya hal ini
terulang lagi kadang ia memberiku seikat bunga, boneka teddy bear, coklat dan
tentu saja puisi, sempat merasa risih dengan semua pemberian ini, tapi eun hye
dan sin hye sepertinya menikmati semua ini J.
***
Malam
ini, saat aku berjaga di coffee house seperti biasanya, kim minho seorang diri
tanpa ditemani sunbae-sunbae nya, wajahnya semakin pucat dan badannya terlihat semakin
lesu dari hari ke hari. Saat aku sedang mengantarkan pesanannya tiba-tiba ia
berbicara kepadaku, pembicaraan ini sangat aneh seakan ia akan meninggal besok.
“gyu
won-ssi, apa yang akan kau lakukan jika waktumu hanya sampai matahari memunculkan
sinarnya esok?”
“mungkin
aku akan menghabiskan sisa waktuku sebaik-baiknya, melakukan semua kebaikan dan
membuat semua orang bahagia”
“flat….semuanya
sama saja”
“mwooo??
Flat???” tukasku seakan tidak menerima kata-katanya dan ia hanya menatapku
tajam dan tersenyum kecil padaku. Aku merasa minho-ssi adalah namja yang paling
aneh yang pernah aku temui. Baru saja aku ingin pergi meninggalkan mejanya
namun ia melakukan hal yang tidak disangka-sangka, ia menarikku keluar coffee
house dan memaksaku masuk kedalam mobilnya. Spontan aku berteriak meminta
tolong, meronta-ronta namun karna malam sudah larut dan sepertinya tidak ada
seorangpun yang mendengar teriakkanku. Alhasil aku terjebak bersamanya di dalam
mobilnya sekarang
“yaaaaa….
Sebenarnya apa maumu?” protesku kepada minho-ssi
“mauku
apa??entahlah, yang jelas saat ini aku hanya ingin bersamamu” katanya datar
“yaaaa…
cepat turunkan aku dari sini sekarang”
“sepertinya
aku tidak bisa menurunkanmu sekarang”
“yaaa…minho-ssi
turunkan aku cepat !!! aku masih harus menjaga coffee house”
“tak
bisakah kau menemaniku sebentar dipenghujung umurku yang singkat ini???masalah
coffee house mu, kedua hyungku akan segera membereskannya, sebagai pelayan yang
baik seharusnya kau dapat melayani costumer dengan baik”
“yaaaa….
Minho-ssi, aku bukan pelayanmu, sebenarnya apa yang ingin kau lakukan padaku??”
“gyu
won-ssi jadilah pacarku, bahagiakanlah orang yang sebentar lagi akan menutup
hidupnya ini”
“minho-ssi
apa yang sedang kau bicarakan? Siapa yang akan meninggal besok?? kamu?? Hha :D Ajal
setiap orang itu tidak ada yang tau, semuanya rahasia dan kehendak Tuhan”
“ya
aku yang akan meninggal besok. Tidak cukupkah penjelasanku dari tadi?? Ya kau
benar semuanya kehendak Tuhan”
“lalu??untuk
apa kau dari tadi bilang kalau besok kamu akan meninggal?”
“untuk
mengingatkanku, agar menjalani kehidupanku dengan indah. Aku mohon gyu won-ssi
jadilah pacarku, temani aku di sisa umurku”
“kau
benar-benar sudah gila minho-ssi, bagaimana kau akan berpacaran dengan seorang
yeoja yang sama sekali kau tidak mengenalnya”
“tidak
gyu won-ssi, aku rasa aku sudah mengenalmu”
“dasar
namja yang aneh, dan sekarang kau sudah berhasil dan benar-benar membuatku
takut”
“semakin
kau menghindariku, akan semakin aku kejar dirimu gyu won-ssi, oh iya… mulai
sekarang kau adalah pacarku, itu mutlak”
“yaaa….
Minho-ssi lagi-lagi apa yang kau bicarakan. Cukup untuk semuanya, pertama aku
tidak mengenalmu, kedua aku bukan pacarmu, dan sekarang aku mohon sekali lagi
dengan hormat untuk mengantarku kembali ke coffee house”
Tiba-tiba
minho menghentikan mobilnya, napasnya tersengal-sengal seakan habis lari
berkilo-kilo meter, dengan penuh penasaran dan kekhawatiran aku memberanikan
diri untuk bertanya
“minho-ssi??apakah
kau tidak apa-apa?” tanyaku pelan, tak ada jawaban, sungguh keadaan ini
membuatku takut “yaaaa… minho-ssi sebenarnya apa yang terjadi padamu??” tanyaku
lagi dan kali ini membuat ia berbicara.
“sudahlah,
aku rasa aku hanya sedikit pusing, ayo aku antar kau ke coffee house” jawabnya
singkat, namun perlahan-halan ada darah yang menetes dari hidungnya.
“minho-ssi,
darah…. Kau mimisan” tukasku terkejut bercampur khawatir.
“mungkin
ini hanya efek kecapean saja”
“apa
kau yakin minho-ssi, kau baik-baik saja?” tanyaku lagi untuk meyakinkannya, dia
hanya tersenyum padaku dan mengendarai mobilnya hingga tepat di depan coffee
house tempat ke bekerja sambilan. Saat minho turun dari mobilnya tiba-tiba saja
ia jatuh pingsan. Sungguh aku sangat terkejut, kedua hyungnya yang berada di
dalam langsung berteriak dan berlari
“minho…minho…sadarlah…
sadarlah minho”
“hyung,
kita harus secepatnya membawa minho kerumah sakit, spertinya penyakitnya mulai
kambuh” ucap minwo kepada oppanya ye jeong.
Aku
memberanikan diri bertanya tentang minho kepada hyungnya winwo.
“
sebenarnya minho-ssi kenapa??”
“mianhaeyo
gyu won-ssi, kami buru-buru saat ini, nanti aku akan menghubungimu untuk
menceritakan semuanya.
“ok,
gomawo minwo-ssi, hati-hati J”
“ cheonmanhaeyo”
***
Beberapa hari berlalu, dan tak ada seikat bunga,
bahkan sepucuk puisi pun yang biasanya ada di pintu rumahku, aku mungkin merasa
sedikit kehilangan dengan sosok pemuja rahasiaku itu, ada kegelisahan yang
mendalam yang sekarang hinggap di benakku, semua itu bukan masalah pemuja
rahasia ini, tapi masalah mengenai minho-ssi yang tiba-tiba jatuh pingsan
beberapa hari yang lalu, rasa khawatir ini menyelimuti hati dan pikiranku.
“eonni.. mengapa secret admirermu tidak mengirimi
kau hadiah dan puisi lagi, aku mulai merindukan untuk meledekmu setiap hari”
ujar eun hye jahil
“yaaaa eun hye mangapa hanya itu yang ada
dipikiranmu??”
“eonni, mian kalau aku bertanya hal yang tak pantas
ku tanyakan. Sebenarnya kau sedang memikirkan apa?apa kau sedang jatuh cinta?”
“entahlah eun hye, aku sendiri juga bingung, tapi
yang jelas aku sedang memikirkan seorang namja yang kemarin menolongku”
“yaaaa… eonni… akhirnya kau menemukan namja
pujaanmu juga..hhaa :D” ledek eun hye seperti
biasanya, aku hanya bisa tertawa bersamanya.
“eonni sepertinya ada seseorang di depan rumah
kita, ayo kita lihat”
“Catcha”
Saat aku dan eun hye ke depan rumah kami, ternyata
memang ada seorang namja dan saat kami ingin menghampirinya, namja itu langsung
cepat-cepat pergi dengan keadaan terhuyung, huyung dan sedikit agak pincang, aku
berusaha mengejarnya, namun tak dapat kutemukan ia, akhirnya secret admirer ku
muncul lagi, kali ini tidak ada coklat, bunga, maupun teddy bear, hanya ada
sepucuk surat yang ditulis dengan tangan, tulisannya sangat sulit terbaca namun
isi surat itu sangat menyentuh hatiku, dan sejak munculnya surat itu pula, tak
ada lagi kiriman-kiriman dari secret admirer ku, aku rasa aku mulai merindukannya,
merindukan secret admirer itu dan merindukan minho-ssi yang setiap hari minum
segelas kopi di coffee house ku.
***
Setelah
menunggu waktu yang lama. Minwo-ssi menelfonku dan memintaku untuk segera
menuju rumah sakit yang letaknya disebelah kampusku. Aku segera menuju kesana
dan minwo-ssi sepertinya sudah menungguku dari tadi
“anyeong gyu won-ah”
“anyeong minwo-ssi, mianhae untuk keterlambatanku”
“its ok.apa kamu benar-benar ingin mengetahui
semuanya tentang minho??”
“ne, minwo-ssi… aku berharap kau akan
menceritakan semuanya”
“minwo-ssi sebenarnya apa yang terjadi??” tukasku
lagi, keadaan sempat hening sabelum minwo-ssi menjelaskan semuanya, ia menghela
nafas yang panjang lalu bercerita,
“minho, ia adikku satu-satunya, ia anak yang
baik, kurang lebih sudah 3 tahun di setiap harinya, ia hanya menghabiskan
waktunya di rumah sakit ini, tak pernah ada satu pun yeoja yang mau berbicara
padanya kecuali kamu gyu won-ssi, sungguh ia sangat menyukaimu mungkin rasa
sukanya sekarang sudah menjadi cinta, setiap hari ia selalu memperhatikanmu
berjalan melewati lorong menuju kelasmu, setiap malam aku hampir gila harus
menurutinya hanya untuk sekedar minum kopi di tempatmu bekerja, menemaninya
saat membuntutimu pulang, mengantarkan puisi setiap paginya di depan rumahmu,
dan terakhir beberapa hari yang lalu ia ingin mengantarkannya sendiri walaupun
keadaannya sekarang sangat tidak memungkinkan, mungkin masih banyak lagi hal
yang tidak kau ketahui, tapi yang harus kau ketahui, minho sangat mencintaimu,
dan ia tulus melakukan itu” jelas minwo-ssi, speechless ga tau mau ngomong apa,
namun semua penasaranku terjawab sudah ternyata secret admirer ku adalah
minho-ssi, ternyata namja yang tempo hari itu minho-ssi, semua puisi-puisi
indah itu ternyata darinya, orang yang kurindukan ternyata adalah orang yang
sama, minho-ssi namja yang beberapa hari lalu memintaku untuk menjadi pacarnya.
Aku memberanikan diri untuk bertanya “lalu, kalau aku boleh tau, minho-ssi sakit
apa, apa ini juga ada hubungannya dengan kejadian malam itu??”
Kembali minwo-ssi menghela nafas yang sebelumnya
hening dan menjawab “tidak, itu tidak ada hubungannya… sebenarnya mengidap
kanker darah stadium akhir, dokter bilang mungkin umurnya hanya tinggal
beberapa hari saja” aku tersentak dan tanpa disadari air mata ini menetes dan
semakin deras, ada perasaan iba, dan perasaan takut kehilangan.
“mian, mianhaeyo minwo-ssi” jawabku sekenanya.
“sudahlah, gyu won-ssi sebenarnya aku ingin
meminta tolong padamu membahagiakan minho ku untuk terakhir kalinya, kau mau kan jadi pacarnya?setidaknya
sampai ia menutup matanya nanti”
“maksudmu sampai ia menutup matanya?” tanyaku
kaget mendeskripsikan kata-kata minwo-ssi tentang “sampai ia menutup mata”
“waktunya hanya untuk beberapa hari saja gyu
won-ah, para medis, aku, dan hyung sudah pasrah dengan semuanya, kita tidak tau
pastinya kapan bisa hari ini, esok, atau lusa” mendengar kata-kata itu, lidahku
kelu, kakiku tak mampu menopang tubuhku yang beratnya tak seberapa ini, aku
terjatuh, air mataku meraung-raung keluar, sungguh aku tak tau apa yang harus
aku lakukan saat ini, membahagiakan seseorang seperti minho yang tulus
mencintaiku memang sesuatu kebaikan, namun... aku tak kuasa harus berpisah
dengannya dengan cara seperti ini.
***
Aku memasuki ruangan tempat dimana minho dirawat,
ia menoleh ke arahku, tersenyum, dan berbicara dengan pelan sekali seakan
berbisik saking tak ada kekuatan untuk berbicara “gyu won-ah” aku hanya
tersenyum dan mencoba untuk menahan air mataku agar tidak jatuh di depan minho,
mencoba tegar seperti minho yang mencoba tetap semangat walaupun ia tahu bahwa
waktunya sudah tak banyak.
“gyu won-ah, untuk apa kau kesini?? Aku sedang
tak ingin menemuimu gyu won.pergi !!! tolong pergi dari hadapanku!!…” ujar
minho menyuruhku pergi, seketika aku pergi keluar untuk mengeluarkan semua air
mata yang dari tadi ku tahan, entah mengapa air mata ini meraung-raung keluar
dan sulit untuk dikendalikan. Sedih mendengar minho menyuruhku pergi, padahal
aku sangat ingin untuk menemaninya, ingin menjadi tumpuannya, bukan karna
penyakitnya, tapi karna aku benar-benar mulai menyukainya.
Hari demi hari aku terus mengunjunginya ke rumah
sakit, dan aku selalu di tolaknya, berbagai cara telah ku lakukan agar aku bisa
membuat senyum di wajahnya, namun semuanya gagal, keputus asaannya dan
kepasrahan terhadap penyakitnya mengalahkan semuanya, hingga tiba suatu hari,
saat aku sedang mangantarkan makanan kesukaannya.
“han gyu won, tak lelahkah setiap hari kau
habiskan waktumu hanya untuk orang sepertiku?”
“mengapa aku harus lelah, saat dirimu sendiri
tidak lelah dan masih bertahan”
“han gyu won…. Maukah kau membawaku ke pantai
tempat pertama kali kita bertemu??”
“minho-ssi apa yang kau bicarakan? Berjalan saja
kau sudah tidah mampu, bahkan berbicarapun rasanya sulit, bagaimana mungkin aku
tega membawamu kesana. Tidak minho-ssi, mianhae aku rasa aku tidak bisa”
“walaupun ini permintaan terakhirku?” pintanya,
kembali air mata ini menetes dan tak kuasa untuk menolak permintaannya,
akhirnya kami ke pantai yang menyimpan banyak cerita, cerita awal mulaku
bertemu dengan minho-ssi sekaligus berpisah dengannya.
“gyu won-ah, gomawo, atas waktu yang telah kau
korbankan hanya untukku”
“jangan berbicara seperti itu minho-ssi, aku
melakukannya karna aku benar-benar tulus”
“gomawo J, apa yang akan kau lakukan saat aku sudah tidak
ada lagi?”
“mwoo?? Apa yang kau bicarakan minho-ssi?? Kau
akan selalu ada disampingku, itu kenyataannya” tukasku jengkel kepadanya
“tidak.. bukan itu kenyataannya… kenyataannya aku
mungkin tidak dapat melihat wajah manismu lagi, senyum ramahmu, keceriaan dan
kehangatanmu, jawab pertanyaanku dengan jujur gyu won-ah, katakan dengan jujur kau
mau menemaniku saat ini karna iba?atau karna peduli?” tanyanya pelan, menatapku
dengan tatapan lembut nan tajam.
Aku tertunduk, tak mampu menjawab semua
pertanyaannya, air mataku tak kuasa untuk dibendung dan akhirnya meraung-raung
keluar. Jujur hati ini tidak dapat membohongi semuanya, awalnya aku memang iba
kepadanya, namun sekarang aku benar-benar mencintainya.
“sudahlah, aku tau, kau lakukan ini, hanya untuk
membahagiakan aku disisa umurku ini, kau melakukan ini hanya kasian melihatku, sudah…
jangan kau teteskan lagi air mata itu, aku tidak mau ada satu orang pun yang
menangis di saat kepergianku” tambahnya
“tidak seperti itu minho-ssi….”
“gyu won-ah, berjanji padaku untuk selalu ceria,
selalu jaga adik-adikmu, selalu menjadi gyu won yang aku kenal, penuh keceriaan
dan kehangatan. Aku tidak pernah memaksamu untuk mencintaiku gyu won-ah,
biarkan semua rasa ini hanya aku yang merasakan, dan sebentar lagi akan terkubur
dalam-dalam bersama diriku” ujar minho-ssi lemah seakan tak mampu lagi
berbicara
Gyu won….” Tukas minho yang keadaannya makin
parah, kini rasanya ia ingin menutup kedua matanya, namun sekuat tenaga ia
mencoba untuk melawan, aku sudah tak mampu lagi mengendalikan air mata yang
menetes ini, dengan terbata-bata ia berbicara “gyu-won-. han-gyu-won an-dai aku
pu-nya pi-li-han ke-dua, a-ku i-ngin se-la-lu a-da di-sam-ping-mu, han-gyu-won sa…rang…hae….yo….
dan seketika minho menutup kedua matanya, sungguh hati ini tak kuasa menahan
tangis, dan rasa kehilangan
“minho…minho-ssi??bangun minho…bangun…kau harus
mendengar kalau aku juga mencintaimu minho-ssi..minhooooooo……” teriakku seakan
tak mau menerima kenyataan pahit ini.
Kata-kata terakhir minho yang keluar dari
mulutnya..kata-kata itu yang sampai saat ini membuat diriku hanyut kepadanya,
kepada kenangannya, kepada ketulusannya. Minho.. namja misterius yang tulus
mencintaiku, namja yang mampu menyihirku untuk mencintainya dalam waktu
beberapa menit saja, kini semua itu hanya tinggal kenangan, semuanya hanya
tinggal cerita. “kim minho saranghaeyo”
n/b : ini cerita di ikutin lomba, tapi kayanya ga layak... jadi udah optimis ga bakal menang ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar